Thursday 31 March 2011

Senyumnya

Dia masih saja tampakkan 
Senyumnya
Meski bumi yang ia pijak
Lelahkan langkahnya

Wednesday 30 March 2011

Dini Hari

20 Maret 2010


             Namaku Raya. gadis berusia 18 tahun yang masih saja belum tertidur padahal  kini sudah jam 2:00 dini hari. aku masih saja belum dapat memejamkan mata bahkan untuk 1 jam. aku bukan penderita insomnia. Hanya saja hatiku tak tenang tanpa alasan. ketika aku memejamkan mata dan merasa telah tidur ber jam jam. nyatanya hanya 10 menit aku terlelap. begitu berulang ulang. 
           Seluruh lampu di rumah telah padam. hanya kamarku yang terang benderang. aku masih tak tenang. akhirnya kubuka laptopku, ini upayaku untuk tenang. sekarang pukul 2:16 am koneksi internet pasti mulus. aku harap banyak hal di dunia maya yang membuatku tenang dan akhirnya dapat terlelap.
          facebook, twitter, tumblr, kaskus. they dont even help me! internet tak terkooneksi. Aku makin saja merasa tak tenang. sebenarnya apa yang terjadi? aku yakin ada hal yang terlewatkan. tapi apa? aku menguras otakku. namun tak ada petunjuk yang kudapat. layar laptop masih menyala, lampu kamar pun tidak kalah terang. heningnya malam ini semakin membuatku takut. aku takut akan hal yang ku tak tahu. tersirat untuk bertanya pada search engine ternama. tapi aku tahu. itu hal bodoh. ini masalah probadiku yang bahkan aku sendiri tak tahu apa itu. bagaimana search engine bisa tahu. baiklah aku mengurungkan niatku. 
            Aku makin gelisah saja. kubuka tirai jendela dan hanya lampu teras yang kulihat. errgh! suara agin itu berisik sekali.. detak jantungku semakin tak menentu. aku memejamkan mata.. menarik nafas sedalam kubisa. aku tutup tirai jendelaku. 
          Kebiasaan burukku adalah menggigit kuku. dan sekarang entah sudah seberapa sering aku menggigit kuku. aku takut. aku resah. suara angin itu kian membuatku semakin tak tenang. kembali kuatur nafas. aku melirik, satu meter dari laptopku, terlihat telepon seluler. terfikir untuk menelepon teman temanku. tapi kini pukul 2:32 am! dan makhluk bodoh mana yang masih terbangun? 
        Aku sudah menghabisakan du botol air mineral. dan masih merasa haus. tapi aku enggan pergi ke dapur. arhh aku berkeringat. yang benar saja! Ac di kamarku tidak rusak, angak digitalnya menunjukkan kamarku telah bersuhu 17 derajat Celcius. sekarang aku yakin. aku benar benar sedang resah.   Aku berjalan menuju lemari pakaianku, ku ambil handuk kecil untuk mengela keringatku. ini seperti orang yang habis berlari jauh. sungguh. 
       Kusimpan handuk kecil yang telah basah oleh keringatku. aku membuka pintu kamar, dan berjalan menuju kamar Ayah-Ibu ku. kupikir, sesekali tak apa aku merecoki mereka. aku ingin tidur bersama mereka. namun tak kutemukan siapapun di kamar mereka. jantungku semakin berpacu. otakku bergulat dengan pertanyaan pertanyaan yang bahkan belum bermunculan. aku menyudut, meringkung di sudut kasur. tidak menangis. aku ingin berteriak. apa yang sebenarnya aku pikirkan? ada apa?
          Ini hal bodoh... ini hal bodoh... aku harus menghubungi ibuku. aku kembali ke kamar, ku ambil telepon selulerku dan menelepon ibu. tuuut.. tuut  tak diangkat. Ibu, Ayah.. kalian di mana? 



***

20 Maret 2010

         Sekarang Pukul 1:30 dini hari. aku mendapat kabar, kondisi anakku memburuk. Aku dan suamiku bergegas ke Rumah sakit di mana anakku di rawat. aku menangis. ia adalah anakku satu satunya. anak semata wayang. anak penurut, pintar, dan membanggakan. semua orang pasti iri padanya. hanya saja dia mengidap leukimia. penyakit yang membuat orang yang mendengarnya saja putus harapan. 
         Suamiku menyetir dengan kecepatan tidak terlalu tinggi, aku tahu, dia pasti mengkhawatirkan aku. dan menjaga perasaan dia sendiri. tepatnya menjaga kestabilan adrenalinnya. berkali kali ia berkata padaku untuk tidak menangis. dan meyakinkanku bahwa anak kita baik baik saja. namun kata katanya tak berpengaruh besar untukku. aku tetap tenggelam dengan air mata.
         Akhirnya kami sampai di rumah sakit. aku dan suamiku berjalan sangat terburu buru menuju kamar anakku di rawat. hatiku meleleh melihat manusia manusia berbaju putih mengerubungi anakku. aku memeluk suamiku. air mataku semakin deras, namun tangisanku tidak bersuara, semakin lama semakin erat suamiku memelukku. itu membuatku tidak ingin melihat apa yang terjadi di kamar rawat anakku.
Kini pukul 2:29 am. tim dokter beranjak dari kamar anakku, dan mengaja kami *aku dan suamiku* bicara tentang keadaan anakku. Raya. anak tercantikku satu satunya. koma.aku terdiam, setelah masuk ke kamar rawat anakku. duduk di sampingnya dan menangis. tak lama, telepon selulerku bergetar, aku menghapus air mataku dan bertanya tanya, siapa yang menelepon di dini hari genting seperti ini. aku pun memegang telepon selulerku, menatap layarnya. dan  tertegun. di layarnya bertuliskan "Raya"